Warung Orang untuk Cara Membuat Karya Tulis Ilmiah
KARYA
TULIS ILMIAH
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah.
Karya tulis ilmiah adalah hasil
penelitian, hasil evaluasi program pendidikan, dan/atau hasil gagasan untuk
pemecahan atau menjawab suatu masalah dengan menggunakan tinjauan teori dan
fakta/data di lapangan.
B. Fungsi Karya Tulis Ilmiah
Menggambarkan, menjelaskan,
memprediksi, dan mengendalikan fakta dan data dalam pemecahan masalah
C. Karakteristik Karya Tulis Ilmiah
1. Berfokus pada kajian tentang suatu masalah sentral yang tercakup
dalam salah satu tugas pokok dan fungsi penilik PNFI.
2. Menggunakan kajian empirik dari lepangan dan kajian teoritik dari
studi kepustakaan.
3. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu singkat,
padat, dan populer.
D. Sistimatika Karya Tulis
Ilmiah
JUDUL PENELITIAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Asumsi
E. Hipotesis/Pertanyaan Penelitian
F. Metode Penelitian
G. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
BAB II : LANDASAN
TEORITIS/STUDI KEPUSTAKAAN
A. Teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, bersumber
dari:
1. Buku-buku ilmiah,
2. Jurnal, makalah ilmiah
3. Laporan penelitian
B. Teori-teori yang relevan dengan motodologi penelitian.
BAB III : METODOLOGI/PROSEDUR
PENELITIAN
A. Definisi Operasional Variabel dalam Hipotesis, atau
istilah-istilah dalam Pertanyaan Penelitian.
B. Pengembangan Alat Pengumpulan Data.
C. Penentuan Ukuran Sampel/Subjek Penelitian.
D. Pengumpulan Data.
E. Prsedur dan Teknik Pengolahan Data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Temuan-temuan Penelitian
B. Pembahasan
BAB V : KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI/
IMPLIKASI
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi/Implikasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. ALAT PENGUMPULAN DATA
B. DATA PENELITIAN
RIWAYAT HIDUP
PENJELASAN BAB-BAB KARYA TULIS ILMIAH
BAB I: PENDAHULUAN
Bab I tentang pendahuluan merupakan bagian
awal dari karya tulis ilmiah. Pendahuluan ini berisi: Latar belakang masalah
dan analisis masalah, rumusan masalah biasa dalam bentuk pertanyaan penelitian
dan atau hipotesis, definisi istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
asumsi atau anggapan dasar, metode penelitian secara garis besar beserta tekhnik pengumpulan data dan pendekatannya,
lokasi dan sampel penelitian. Secara ringkas berikut ini dibahas satu persatu.
1. Latar Belakang Masalah
Pembahasan dalam latar belakang masalah
ini bermaksud mengungkapkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan
penting dilihat dari segi profesi penilik, pengembangan ilmu dan kepentingan
pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa yang
membuat peneliti merasa tertantang, penasaran dan resah sekiranya masalah
tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan
gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar pemikiran
untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya kalau diutarakan kerugian-kerugian
apa yang bakal diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti untuk
pemecahannya. Sebaliknya, keuntungan-keuntungan apa yang bakal
diperoleh apabila masalah tersebut
dipecahkan melalui penelitian. .Di samping itu, perlu diuraikan pula secara jelas masalah yang hendak
diteliti di wilayah kerjanya.
Untuk mampu merumuskan latar belakang secara runtut, jelas dan tujum, maka penilik dituntut untuk mampu membaca
dan memaknai gejala-gejala yang muncul dalam dunia pendidikan luar
sekolah. Untuk itu, pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai
teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang dimiliki penilik perlu
sejak awal dilakukan.
2. Rumusan Masalah
Merumuskan
masalah merupakan pekerjaan kecermatan. Hal yang dapat menolong penilik keluar
dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah pengetahuan yang luas dan
terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para pak dalam
bidang-bidang yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dalam rumusan dan
analisis masalah sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel dalam
penelitian beserta definisi operasionalnya (penjelasan istilahnya). Untuk
mempermudah, maka rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat
bertanya (pertanyaan penelitian) dan atau kalimat pernyataan yang berbentuk
hipotesis setelah didahului uraian tentang masalah.
3. Pertanyaan penelitian dan Hipotesis
Pertanyaan penelitian dan atau hipotetis dijabarkan dari rumusan masalah.
Pertanyaan penelitian dikemukakan dalam kalimat-kalimat tanya tentang hal-hal
yang berkaitan dengan masalah atau sub masalah yang akan dicari jawabannya dalam
karya tulis ilmiah. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah atau sub masalah yang diajukan oleh penilik sebagai peneliti.
Pertanyaan penelitian dan atau hipotesis dijabarkan dari landasan teori atau
tinjauan pustaka yang akan dicari jawabannya atau masih harus diuji
kebenarannya. Melalui karya tulis ilmiah, hipotesis akan dinyatakan dapat
diterima diterima atau ditolak.
Hipotesis harus
dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian yang
bersifat deskriptif, yang bermaksud mendetesiskan masalah yang diteliti,
hipotesis tidak perlu dibuat, oleh karena memang tidak pada
tempatnya. Hipotesis penelitian harus dirumuskan dalam kalimat afirmatif.
Hipotesis tidak boleh dirumuskan dalam kalimat
bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan, atau kalimat mengharapkan.
4. Penjelasan Istilah atau Definisi operasional
Penjelasan istilah atau definisi operasional digunakan untuk menjelaskan
istilah-istilah yang ada dalam pertanyaan penelitian atau variabel-variabel
dalam hipotetis. Tujuannya adalah supaya terdapat kesamaan persepsi
antara peniik dan pembaca tentang istilah-istilah atau variabel-variabel yang
diajukan olehpenilik sebagai peneliti.
Penjelasan
istilah atau definisi operasional harusnya sampai melahirkan
indikator-indikator yang akan diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam
instrumen penelitian. Apabila dipandang perlu maka istilah yang terdapat
dalam judul dan sub judul tesis dapat pula dijelaskan. Namun yang paling
diutamakan yaitu istilah-istilah dalam pertanyaan penelitian atau
variabel-variabel dalam hipotesis.
5. Tujuan Penelitian /Studi
Rumusan tujuan
penelitian/studi ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian
selesai dilakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan itu
harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses
penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian tidak boleh sama dengan rumusan maksud penulisan karya ilmiah yang ditulis
pada halaman Sampul Luar dan halaman Sampul Dalam.
Tujuan penelitian
bisa terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan secara singkat dalam satu kalimat tentang apa yang ingin dicapai
melalui penelitian. Tujuan khusus dirumuskan dalam bentuk butir-butir
(misalnya, 1, 2, 3, dst) yang secara spesifik mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian.
6. Asumsi atau Anggapan dasar
Fungsi asumsi
atau anggapan dasar dalam sebuah karya tulis ilmiah merupakan titik pangkal
penelitian dalam rangka penulisan karya ilmiah itu. Asumsi/anggapan dasar dapat
berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri.
Apapun materinya, asumsi/anggapan dasar tersebut harus sudah merupakan sesuatu
yang tidak perlu dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarannya; sekurang-kurangnya
bagi masalah yang akan diteliti pada masa itu. Asumsi/anggapan dasar dirumuskan
sebagai landasan bagi pertanyaan penelitian dan atau hipotesis.
Asumsi/anggapan
dasar dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, bukan kalimat bertanya,
kalimat menyuruh, kalimat menyarankan atau kalimat mengharapkan.
7. Metode Penelitian
Metode Penelitian
yang disajikan dalam Bab Pendahulaun bersifat garis besar, sedangkan rinciannya
dikemukakan pada Bab III. Ke dalam metode penelitian ini dimasukkan instrumen
atau alat pengumpulan data. Metode, dapat disebut metode penelitian historis,
deskriptif, inferensial, eksperimental, atau kaji tindak. Alat (instrumen)
pengumpulan data dapat terdiri atas teknik angket, wawancara, observasi
partisipatif, observasi non-partisipatif, atau tes. Pendekatan penelitian dapat
berupa pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dipaparkan pula
teknik pengolahan dan analisis data. Apabila dianggap perlu dapat pula
dimasukkan pendekatan sosiologis, pendekatan edukatif, dan sebagainya. Kedalam
bab ini juga dimasukkan proses uji coba dan pengembangan instrumen penelitian
yang secara khusus digunakan untuk mengumpulkan data.
8. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Di samping
menyebut lokasi, populasi dan sampel penelitian pada bagian ini juga harus
disebutkan alasan mengapa penelitian itu dilakukan di tempat suatu tempat
tertentu dan dengan subyek (populasi/sampel) penelitian tertentu pula.
Alasan ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan dengan rumusan masalah, latar
belakang masalah, dan tujuan penelitian, serta teknik analisis data.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS
Kajian pustaka
sangat penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui kajian pustaka
ditunjukkan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan ilmu dalam bidang
yang diteliti. Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut ini :
(a) apakah
teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji,
(b) apa yang telah
dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang diteliti dan
bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subyek),
(c) setelah
peneliti melakukan kajian secara komprehenshif, maka dapatlah
diketahui masalah apa yang masih perlu diteliti sehingga jelas kedudukan
penelitian ini di tengah penelitian-penelitian sejenis sebelumnya.
Dalam melaporkan hasil kajiannya, peneliti
membandingkan, mengontraskan, dan meletakkan tempat kedudukan masing-masing
dalam masalah yang sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan
posisi/pendirian peneliti disertai alasan-alasannya. Dengan demikian menjadi
sangat jelas mengapa peneliti hanya menggunakan teori-teori dan hasil
penelitian tertentu saja dan tidak yang lainnya. Telaah ini diperlukan karena
tidak ada penelitian empirik tanpa didahului telaah kepustakaan.
Telaah teoretis dimaksudkan untuk menampilkan “mengapa dan bagaimana” teori dan
hasil penelitian para pakar terdahulu itu dipergunakan olehpenilik dalam
penelitiannya, termasuk di dalamnya merumuskan asumsi-asumsi penelitiannya.
Dalam prakteknya,
judul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi dapat juga diberi judul
KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIK, atau KAJIAN TEORITIK karena isinya telah
tergambar dalam judul penelitian. Bila dikehendaki, kajian pustaka dapat
dituangkan dalam 2 (dua) sub bab, masing-masing mengemukakan tentang
teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan sub bab
lainnya menjelaskan secara rinci teori yang digunakan
dalam penelitian.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan penjabaran lebih rinci
tentang metode penelitian yangsecara garis besar telah disinggung pada Bab I. Pembatasan istilah yang
ada pada judul dan variabel yang diteliti dalam penelitian juga dijelaskan
dalam bab ini. Semua prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai persiapan hingga
penelitian berakhir dijelaskan dalam bab ini. Di samping itu, dilaporkan juga
tentang alat-alat (instrumen) pengumpulan data yang digunakan beserta proses
pengembangan dan uji validitas dan reliabilitasnya. Sangat penting untuk dijelaskan
mengapa sesuatu tekhnik atau prosedur/metode dipilih oleh peneliti.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Dalam bab ini
dilaporkan hasil-hasil penelitian. Penyajian mengikuti butir-butir tujuan,
pertanyaan, atau hipotesis penelitian. Penyajian hasil penelitian diikuti oleh pembahasan. Dalam pembahasan ini diperlukan sikap ilmiah peneliti,
yakni sikap bersedia dan terbuka untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka
mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil penelitiannya jika hal itu memang terjadi.
Sebaliknya juga peneliti bersikap tidak segan-segan mengemukakan hasil-hasil
penelitiannya itu secara apa adanya tanpa meninggalkan tata krama ilmiah dan tata krama
pergaulan.
Dalam bab ini
dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu sejak dari
persiapan hingga penelitian berakhir. Dikatakan ringkas dan terpaduoleh karena penulisan rangkuman ini tidak harus secara berurutan dari awal hingga
akhir, akan tetapi semua komponennya telah dipadukan menjadi satu kesatuan yang
utuh dan dituangkan ke dalam satu uraian yang padat. Oleh sebab itu, rumusan-rumusannya
tidak perlu sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan rumusan-rumusannya tidak
perlu sama.
BAB V: KESIMPULAN DAN IMPLIKASI/REKOMENDASI
Dalam bab ini
disajikan penafsiran/pemaknaan peneliti secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang telah
diperolehnya. Karena sudah ada unsur penafsiran,maka isi kesimpulan akan
berbeda dengan rangkuman. Dalam menuliskan kesimpulan dapat ditempuh salah satu
cara dari dua cara berikut : (a) dengan cara butir demi butir, atau (b) dengan
cara esei padat. Untuk karya tulis maka penulisan kesimpulan dengan cara esei
yang padat akan lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir.
Implikasi atau
rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukkan kepada para
pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan
kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka
memuat semua sumber tertulis (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, atau
sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya Compact Disk, Video,
film, atau kaset) yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan karya tulis
ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam uraian harus
dicantumkan dalam daftar pustaka. Di pihak lain, sumber-sumber yang tidak
pernah dipergunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau tidak
dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah dibaca oleh peneliti.
Cara menulis
daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut.
Sumber tertulis/tercerak yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis
dengan jarak antar-baris satu spasi; sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis
yang saling berurutan adalah dua spasi. Cara menulis Daftar Pustakasecara khusus dijelaskan pada bagian Teknik Penulisan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran-lampiran
berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan
hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Setiap lampiran diberi nomor
urut Lampiran sesuai dengan urutan penggunaannya. Di samping diberi nomor urut
Lampiran ini juga diberi Judul Lampiran. Nomor Urut Lampiran akan mempermudah
pembaca untuk mengaitkannya dengan bab terkait. Apabila nomor urut lampiran
tersebut terdiri atas dua angka Arab dengan diselang satu tanda penghubung di
mana angka depan menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2 artinya
lampiran 2 dari Bab 1.
RIWAYAT HIDUP
Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-hal yang relevan dengan kegiatan
ilmiah, tidak semua informasi tentang yang bersangkutan. Cakupannya adalah:
nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan
dan jabatan (bila telah bekerja), prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan
apabila ada, karya ilmiah/publikasi yang telah dihasilkan atau diterbitkan.
Riwayat hidup dapat dibuat dengan gaya butir perbutir dan dapat pula dibuat
dengan gaya esei padat. Dalam tesis atau tesis gaya yang kedua lebih tepat dari
pada gaya yang pertama.
DAFTAR
PUSTAKA
Babbie, E. (1986). The Practice of Social Research. Belmont, Ca: Wadsworth Publising Co.
Creswell, J. W.
(1994). Research Design: Qualitative and Quantitative
Approaches. London: Sage Publications.
Fowles, J. (1984). Handbook of Futures Research. London: Greenwood Press.
McTaggart, R. (1993). Action Research: A Short Modern History. Victoria, Austr.: Deakin University.
Moleong, L. J. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Penerbit Remaja Rosdakarya.
Riyanto, Y. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC.
Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan nonformal dan
Pengembangan SDM. Bandung: Fallah Production.
_________
(2001). Hakekat Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Paper bahan Pelatihan Dosen PLS
UPI dan Universitas Negeri Yogyakarta. Bandung: Prodi PLS FIP UPI.
Suryabrata, S. (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tim Pelatih Proyek PGSM
(1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Jakarta: Depdiknas.
Universitas Pendidikan
Indonesia (2004). Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah(Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung: UPI Depdiknas.